MENGENANG “DUO – BS” INOVASI INDONESIA
Pentingnya membangun ekosistem inovasi yang berlandaskan sinergi A-B-G (Academics-Business-Government), seringkali digambarkan sebagai model triple-helix, yang menggambarkan bagaimana sinergi dari tiga komponen / dimensi / dunia yang berbeda; jika terjadi akan menghasilkan inovasi besar atau inovasi terobosan.
Dalam soal prakarsa membangun sinergi A-B-G ini, masyarakat riset dan inovasi kita mengenal setidaknya dua tokoh, yang nyaris kini menjadi legenda, yaitu Dr Boenyamin Setiawan PhD., yang akrab dipanggil dengan dokter Boen, atau Dr. BS; dan satunya lagi adalah Dr. Ir. Bambang Setiadi, M.Sc. yang juga sering disapa dengan panggilan Dr. BS. Keduanya adalah sahabat seperjuangan, sekalipun datang dari latar belakang yang berbeda.
Ditengah eforia meroketnya peringkat inovasi Indonesia di ranking Global Innovation Index (GII) di tahun 2023 ke peringkat 61 dunia, padahal pada dua tahun lalu dan sebelumnya Indonesia selalu bertengger di peringkat 80-an, banyak pegiat riset dan inovasi kita mengaitkannya sebagai hasil perjuangan panjang dari kedua sosok Dr. BS ini. Sayangnya di tahun 2023 ini juga Indonesia ditinggalkan oleh keduanya.
Dr. Boen adalah seorang akademisi plus periset di bidang kesehatan dan obat-obatan yang sangat berdedikasi; sekaligus tokoh bisnis / industri yang melahirkan kelompok Kalbe, jawara farmasi dan produk nutrisi di Indonesia; dan sekaligus pemikir dan kritikus berbagai kebijakan pemerintah khususnya terkait riset, inovasi dan bisnis; antara lain melalui Kementerian Riset & Teknologi, berbagai lembaga dan universitas riset milik negeri kita, serta keterlibatannya secara aktif sebagai anggota Dewan Riset Nasional selama beberapa periode. Untuk mengenal lebih jauh Dr. Boen, silakan simak rekaman wawancara video berikut, dengan meng KLIK01 tautan ini.
Dr. Bambang Setiadi adalah sosok akademisi birokrat, salah seorang dari dua doktor ahli gambut yang dimiliki Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN), Kepala Dewan Riset Nasional (DRN), dan belakangan memprakarsai serta menjadi pimpinan dari Daya Riset dan Inovasi Nasional (DRIN), setelah lembaga DRN dihapuskan. Untuk mengenal lebih jauh sosok Dr. Bambang Setiadi, silakan meng KLIK02 rekaman video berikut.
Karenanya, kepulangan “Duo-BS” secara berturut-turut pada tahun ini, Dr. Boen pada 4 April 2023, dan Dr. Bambang Setiadi pada 14 Desember 2023; sungguh merupakan kehilangan besar bagi masyarakat riset dan inovasi di Indonesia. Marilah kita lanjutkan perjuangan mereka .....!
Selamat jalan “Duo-BS”, salam inovasi dari kami di bumi Indonesia !
BIC/31/12/23